Sabtu, 16 Januari 2010

Peraturan “Dilarang Memeluk”

Hari pertama taman kanak-kanak
Ia bergegas ke pintu
Melepaskan pelukan ibunya
Ia tak lagi perlu itu
Karena ia sudah besar sekarang
Terlalu besar untuk hal-hal itu
Sebaliknya ia melambaikan salam
Berharap itu sudah cukup

Saat hati itu pulang sekolah
Sang ibu menanyakan kegiatannya
Ia memberinya secarik kertas
Bergambar matahari kuning besar
Gambarnya tak sempurna
Karena ia ceroboh di sana-sini
Tapi sang ibu agaknya tak melihat
Atau agaknya tak peduli

Hari pertama SMP
Ia berbegas ke pintu
Berlari dari pelukan ibunya
Ia tak menginginkan panggilannya
Ia mengabaikan panggilannya
Saat ia bergegas menyusuri jalan
Di dekat perempuan
Tempat teman-temannya berencana bertemu
Ia berharap ibunya akan mengerti
Mengapa ia harus berjalan ke sekolah
Diantar oleh ibunya kini
Akan tidak keren kelihatannya

Dan saat ia pulang sekolah
Sang ibu menanyakan kegiatannya
Ia menyerahkan beberapa kertas
Dengan silang lebih dari satu
Sang guru jelas menunjukkan
Jawaban salah di sana-sini
Tapi ibunya agaknya tak melihat
Atau agaknya tak peduli

Hari pertama SMU
Ia bergegas keluar pintu
Melompat ke kursi pengemudi
Ford-nya yang mengilap
Ia pergi tanpa sarapan
Ia pergi tanpa pamit
Tapi ia berbalik dan menoleh
Sebelum membelok
Ia melihat ibunya melambai dengan semangat
Saat ia menjauh
Ia membunyikan klaksonnya hanya sekali
Untuk mencerahkan hari ibunya
Ia melihat senyuman diwajah ibunya
Lalu ia melaju menghilang dari pandangan
Menuju dunia yang berbeda
Kehidupan baru yang menyenangkan

Dan saat wisuda
Saat air mata bersinar di mata ibunya
Ia tahu sudah tiba waktunya
Untuk berpisah dengan ibunya
Karena ia akan pergi kuliah
Pergi menuju hari lebih baik

Tak ada lagi peraturan mengekang
Sendirian menemukan jalan

Kopor memenuhi bagasi
Ford-nya yang kotor dan usang
Ia tak sabar tiba di kampus
Memeriksa kamar dan asrama
Sang ibu membuka pintu mobil
Dan menutupnya saat ia masuk
Lalu tersenyum bangga pada putranya
Seraya air mata menetes dari dagunya
Ia menjulurkan tangan melalui jendela yang terbuka
Mengucapkan selamat sukses di kampus
Lalu ditariknya anaknya mendekat
Dan melanggar aturan “dilarang memeluk”
Si anak merasa kebebasan menyapanya
Saat ia memasuki jalan tol
Akhirnya hidupnya hanya miliknya sendiri
Dan ia mengantisipasi takdir

Kehidupan kampus lebih menantang
Dari pada waktu menjawab surat
Yang sering dikirim ibunya
Ia sudah dewasa sekarang
Terlalu tua untuk hal-hal itu
Kunjungannya saat liburan
Sudah mesti cukup
Lagipula, ujian semester cepat menghadang
Tekannya terasa raksasa
Ia belajar hingga begadang
Keinginannya untuk lulus begitu kuat
Ia bertanya-tanya bagaimana ia berhasil
Bagaimana ia mengatasi ?
Bagaimana jika ia tak lulus ?
Apakah masih akan ada harapan ?

Seakan ia mendapat panggilan
Ia melaju di jalan tol
Dengan kecepatan penuh
Malam mulai larut
Ia membelok di kelokan
Yang sering dijelajahinya
Dan memasuki pintu terbuka
Ruma ibunya

Sang ibu duduk di meja
Bersama gambar dalam pigura
Kenangan dari masa lalu
Yang membawa suka-duka
Sang ibu tak perlu bertanya
Mengapa anaknya pulang dari kampus
Karena ia tahu jawabannya
Saat si anak melanggar aturan “dilarang memeluk”
Lengan melingkarinya erat
Mengintip gambar yang dibuatnya
Banyak pohon, cabang tak sempurna
Dan matahari kuning yang besar
Sang ibu tersenyum penuh pengertian
Lalu ia pun berkata tegas
“Anakku, sejak dulu
Dan selalu kau membanggakanku
Lihatlah betapa jauh kau menempuh
Dari anak kecil yang begitu berani
Menuju taman kanak-kanak
Tanganmu melambai
Dan di tahun-tahun kau berbuat kesalahan
Tapi, anakku, ibu juga pernah salah
Sempurna itu mustahil dalam hidup
Lakukanlah sebaik mungkin
Dan jangan berharap lebih dari itu
Karena hidup itu mestinya menyenangkan
Kau hanya bisa menjalani satu kehidupan
Lakukan apa yang terbaik bagimu, Nak”

Duduk di kamar asramanya
Saat tekanan tampak terlalu banyak
Dan segala yang ia perjuangkan
Tampak begitu tak terjangkau
Ia menatap gambar
Matahari kuning besar
Lalu ia teringat
Betapa jauh ia telah menempuh
Dari anak menjadi dewasa
Melawan banyak rasa takut
Melalui ujian dan cobaan
Menahan banyak air mata
Tahu bahwa sukses itu
Bukan melewati setiap ujian
Dan satu-satunya jalan gagal dalam hidup
Adalah tidak melakukan yang terbaik
Dan pelajaran terbesar yang didapatnya
Yang tak didapatnya dari sekolah…
Bahwa tap apa-apa, bahkan bagi seorang lelaki
Untuk melanggar aturan “dilarang memeluk”

Cheryl Costello-Forshery
Sumber : Chicken soup for the college soul

0 komentar:


Posting Komentar

Buku Tamu


terima kasih atas kunjungannya

Sobat

Kategori

Arsip

Kamus

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified