Senin, 25 Januari 2010

Formula Matematika Temukan Pasangan 'Sejati'

Analisa,23 Januari 2010

SEBAGIAN orang mungkin pernah berpikir tentang sulitnya mencari seorang kekasih. Tampaknya hal tersebut cukup wajar, mengingat banyak yang harus dipertimbangkan untuk memilih seseorang menjadi kekasih bahkan hingga untuk dijadikan pasangan hidup.

Dalam tesisnya, Peter Backus, seorang pengajar di University of Warwick, Inggris mengungkapkan perbandingan seseorang untuk mendapat pasangan hidup sejati adalah satu berbanding 285.000, demikian dilansir Telegraph.

Dari penelitiannya, ia mengungkapkan bahwa dari sekitar 30 juta wanita yang ada di Inggris, hanya 26 wanita saja yang bisa disebut sebagai pasangan sempurna bagi dirinya. Untuk menentukan perbandingan tersebut, Backus, ahli matematika berusia 30 tahun menggunakan formula matematika yang tak jauh berbeda dengan formula "The Drake Equation".

Backus melakukan penelitian sekira tiga tahun terhadap sejumlah wanita single berusia 24 hingga 34 tahun yang tinggal di London. Tahap pertama ia melakukan analisa terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan kehidupan luar seseorang. Selain itu ia juga menanyakan kriteria pria idaman wanita yang ingin ditemui dalam mimpi.

Formula Drake Equation awalnya dikenal untuk pencarian kehidupan yang cerdas di luar bumi.Int/okz

Deteksi Kebohongan Lewat Tulisan Tangan

Analisa,23 Januari 2010

SESEORANG mungkin saja berkelit saat melakukan kebohongan. Tapi, kini tak perlu khawatir untuk membuktikan seseorang melakukan kebohongan atau tidak.

Pasalnya, para psikolog Israel menemukan cara baru untuk mendeteksi seseorang berbohong atau tidak, yaitu dengan menganalisa tulisan tangan. Tulisan tangan seseorang dianggap mampu mengetahui seseorang jika ia berbohong.

"Analisa tulisan tangan dapat membantu dalam metode untuk mendeteksi kebohongan dan dapat memberikan dimensi baru, karena tulisan bukanlah sebuah bentuk komunikasi verbal," kata peneliti Israel Gil Luria, seperti dilansir Times of India.

Luria mengatakan, analisa dilakukan dengan meneliti tekanan alat tulis pada kertas dan kebohongan menurut Luria lebih banyak menggunakan aspek kognitif manusia. Seseorang harus membuat cerita untuk menciptakan kebohongan guna menjadikannya seolah benar, dan tentu saja kebohongan tersebut bertentangan diri dengan orang tersebut.

Peneliti juga menggunakan sensor pada sebuah meja yang mampu menilai tekanan tangan seseorang saat menulis disebuah kertas. Hasil sensor tersebut itulah yang dijadikan patokan untuk menganalisa kebohongan.

Penelitian menemukan hasil yang sangat signifikan dalam menganalisa tulisan tangan dan membandingkannya dengan teknik pendeteksi kebohongan dengan menggunakan alat uji kebohongan.Int/okz

Robot Jerman Bergerak Otomatis Sesuai Situasi

Analisa,23 Januari 2010

SERANGGA sederhana yang bisa mendaki atau menurun dengan enam kaki mereka, mengilhami ilmuan untuk membuat robot dengan kemampuan serupa, yang bisa berjalan bergantung pada situasi. Robot tersebut sangat fleksibel dan bisa berganti gaya berjalan secara otomatis.

Para ilmuan dari Bernstein Center for Computational Neuroscience (BCCN) di Jerman menyebutkan, hanya dengan jaringan kecil dan sederhana dengan beberapa koneksi dapat menciptakan pola pergerakan yang berbeda-beda.

Mereka menerangkan lebih jelas lagi bahwa dalam tubuh manusia dan hewan, pergerakan seperti berjalan atau bernapas diatur oleh sirkuit syaraf kecil yang disebut Central Pattern Generators (CPG). Demikian keterangan yang dikutip dari Science Daily.

Dalam studinya, para ilmuwan menggunakan prinsip ini untuk mengembangkan sebuah mesin berjalan. Sampai saat ini, biasanya dibutuhkan satu CPG terpisah untuk setiap gaya gerak.

Robot menerima informasi mengenai lingkungan sekitarnya melalui sensor tertentu. Sebagai contoh, robot menerima informasi bahwa di hadapannya terdapat rintangan, atau terdapat medan landai yang mengharuskannya menurun. Berdasarkan informasi yang diterimanya, robot akan menyeleksi CPG yang tepat untuk mengontrol gaya gerak yang sesuai dengan situasi yang dihadapinya saat itu.

Robot yang dikembangkan oleh BCCN tersebut saat ini mengatur tugas yang sama hanya dengan satu CPG yang menghasilkan seluruh gaya gerak yang berbeda-beda dan berganti secara otomatis. CPG merupakan jaringan kecil yang berisi dua elemen sikuit.

Rahasia fungsionalitas CPG terletak pada sesuatu yang dinamakan 'chaos control'. Jika tidak terkontrol, CPG akan menghasilkan pola aktivitas choatic. Aktivitas ini dapat dikontrol dengan mudah dengan input sensor ke dalam pola periodik yang menentukan gaya gerak. Int/okz

Ilmuan Taiwan Temukan Kepiting "Strawberry"

Taipe
Analisa,6 Januari 2010
Seorang ahli biologi kelautan Taiwan, Selasa (5/1) mengatakan dia telah menemukan spesies baru kepiting yang berwarna seperti strawberry dengan bintik-bintik.

Profesor Ho Ping-ho dari National Taiwan Ocean University mengatakan dia telah membuat temuan itu sewaktu melakukan penelitian mengenai dampak lingkungan hidup dari satu kapal karam tahun lalu di pantai Taman Nasional Kenting di bagian selatan negeri tersebut.

"Satu mati sedangkan satu lagi sekarat, ketika kedua hewan itu ditemukan disatu pantai Chialoshui," kata Ho. Ia merujuk kepada desa pantai indah di taman nasional tersebut.

Kedua kepiting betina itu, yang lebih besar berukuran 2,4 cm, telah dijadikan contoh. "Untungnya, bocoran minyak dari kapal karam tersebut tidak serius, kalau tidak, kedua kepiting itu mungkin telah jadi korban polusi dan lolos dari mata kami," kata Ho. Profesor tersebut mengatakan dia akan menulis cerita mengenai spesies baru itu. (Ant/AFP)

Sabtu, 16 Januari 2010

HANI

Perbedaan antara yang mustahil dan yang tidak mustahil terletak pada tekad seseorang
Tommy Lasorda



Pada hari aku bertemu Hani Irmawati, ia adalah gadis berusia tujuh belas yang pemalu, berdiri sendirian ditempat parkir sekolah internasional di Indonesia, tempatku mengajar Bahasa Inggris. Sekolah itu mahal dan tak menerima murid orang Indonesia. Ia menghampiriku dan bertanya apakah aku dapat membantunya memperbaiki kemampuan Bahasa Inggrisnya. Aku tahu bahwa dibutuhkan keberanian besar untuk gadis Indonesia yang berbaju lusuh ini menghampiriku dan meminta bantuanku.

Mengapa kau ingin meningkatkan Bahasa Inggrismu ? aku bertanya padanya, benar-benar menduga ia akan mengatakan ingin mencari kerja di hotel setempat

Aku ingin kuliah di Amerika, katanya dengan percaya diri. Impiannya yang idealis membuatku ingin menangis.

Aku setuju mengajarinya seusai sekolah setiap hari atas dasar sukarela. Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan pelajaran bahasa Inggris yang kuberikan sehari sebelumnya. Pada jam empat sore, ia tiba di kelasku, lelah tapi siap belajar. Semakin hari, saat Hani berjuang dengan bahasa Inggris tingkat universitas, aku semakin menyukainya. Ia belajar lebih giat dari pada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya.

Hani tinggal di rumah berkamar dua bersama orang tuanya dan dua saudaranya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Saat aku datang ke lingkungan mereka untuk bertemu, aku baru tahu bahwa pendapatan tahunan mereka bersama adalah $750. itu tidak cukup untuk membayar biaya sebulan di universitas di Amerika. Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tapi aku makin patah semangat.

Suatu pagi di bulan Desember 1998, aku menerima pengumuman kesempatan beasiswa untuk universitas besar di Amerika. Dengan bersemangat aku merobek amplopnya dan mempelajari syaratnya, tapi tak lama kemudian aku pun menjatuhkan formulisnya dengan putus asa. Tak mungkin, ku pikir, Hani memenuhi syarat ini. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena disekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan karena tes semacam itu tak ada.

Namun, ia memiliki tekad lebih kuat dari pada murid mana pun yang pernah kulihat. Waktu Hani masuk ke kelas hari itu aku menceritakan tentang beasiswa itu. Aku juga mengatakan kepadanya bahwa kurasa tak mungkin ia bisa mendaftar. Aku mendorongnya agar, dalam kata-kataku sendiri, “realistis” tentang masa depannya dan tidak terlalu gigih berencana ke Amerika. Bahkan setelah ceramahku yang pesimis, Hani tetap teguh.

“Maukah anda mengirim namaku ?” ia bertanya.
Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tapi juga dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya. Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk diterima itu tipis, mungkin nihil.

Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa Inggris dan aku mengatur agar ia mengambil TOEFL di Jakarta. Seluruh tes komputerisasi akan menjadi tantangan besar bagi seseorang yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu kami mempelajari bagian-bagian komputer dan cara kerjanya. Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta, ia menerima surat dari asosiasi beasiswa itu. Inilah saat yang kejam. Penolakan, pikirku. Mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, aku membuka surat dan mulai membacaranya. Ia diterima.

Aku, yang kaget, meloncat-loncat sekeliling ruangan dengan gembira. Hani berdiri, tersenyum samar, tapi hampir pasti bingung melihat keterjekutanku. Bayangan wajahnya pada saat itu teringat olehku berulang-ulang di minggu berikutnya. Aku akhirnya menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah diketahui Hani sejak awal: bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri.

Jamie Winship
Sumber : Chicken soup for the college soul

Peraturan “Dilarang Memeluk”

Hari pertama taman kanak-kanak
Ia bergegas ke pintu
Melepaskan pelukan ibunya
Ia tak lagi perlu itu
Karena ia sudah besar sekarang
Terlalu besar untuk hal-hal itu
Sebaliknya ia melambaikan salam
Berharap itu sudah cukup

Saat hati itu pulang sekolah
Sang ibu menanyakan kegiatannya
Ia memberinya secarik kertas
Bergambar matahari kuning besar
Gambarnya tak sempurna
Karena ia ceroboh di sana-sini
Tapi sang ibu agaknya tak melihat
Atau agaknya tak peduli

Hari pertama SMP
Ia berbegas ke pintu
Berlari dari pelukan ibunya
Ia tak menginginkan panggilannya
Ia mengabaikan panggilannya
Saat ia bergegas menyusuri jalan
Di dekat perempuan
Tempat teman-temannya berencana bertemu
Ia berharap ibunya akan mengerti
Mengapa ia harus berjalan ke sekolah
Diantar oleh ibunya kini
Akan tidak keren kelihatannya

Dan saat ia pulang sekolah
Sang ibu menanyakan kegiatannya
Ia menyerahkan beberapa kertas
Dengan silang lebih dari satu
Sang guru jelas menunjukkan
Jawaban salah di sana-sini
Tapi ibunya agaknya tak melihat
Atau agaknya tak peduli

Hari pertama SMU
Ia bergegas keluar pintu
Melompat ke kursi pengemudi
Ford-nya yang mengilap
Ia pergi tanpa sarapan
Ia pergi tanpa pamit
Tapi ia berbalik dan menoleh
Sebelum membelok
Ia melihat ibunya melambai dengan semangat
Saat ia menjauh
Ia membunyikan klaksonnya hanya sekali
Untuk mencerahkan hari ibunya
Ia melihat senyuman diwajah ibunya
Lalu ia melaju menghilang dari pandangan
Menuju dunia yang berbeda
Kehidupan baru yang menyenangkan

Dan saat wisuda
Saat air mata bersinar di mata ibunya
Ia tahu sudah tiba waktunya
Untuk berpisah dengan ibunya
Karena ia akan pergi kuliah
Pergi menuju hari lebih baik

Tak ada lagi peraturan mengekang
Sendirian menemukan jalan

Kopor memenuhi bagasi
Ford-nya yang kotor dan usang
Ia tak sabar tiba di kampus
Memeriksa kamar dan asrama
Sang ibu membuka pintu mobil
Dan menutupnya saat ia masuk
Lalu tersenyum bangga pada putranya
Seraya air mata menetes dari dagunya
Ia menjulurkan tangan melalui jendela yang terbuka
Mengucapkan selamat sukses di kampus
Lalu ditariknya anaknya mendekat
Dan melanggar aturan “dilarang memeluk”
Si anak merasa kebebasan menyapanya
Saat ia memasuki jalan tol
Akhirnya hidupnya hanya miliknya sendiri
Dan ia mengantisipasi takdir

Kehidupan kampus lebih menantang
Dari pada waktu menjawab surat
Yang sering dikirim ibunya
Ia sudah dewasa sekarang
Terlalu tua untuk hal-hal itu
Kunjungannya saat liburan
Sudah mesti cukup
Lagipula, ujian semester cepat menghadang
Tekannya terasa raksasa
Ia belajar hingga begadang
Keinginannya untuk lulus begitu kuat
Ia bertanya-tanya bagaimana ia berhasil
Bagaimana ia mengatasi ?
Bagaimana jika ia tak lulus ?
Apakah masih akan ada harapan ?

Seakan ia mendapat panggilan
Ia melaju di jalan tol
Dengan kecepatan penuh
Malam mulai larut
Ia membelok di kelokan
Yang sering dijelajahinya
Dan memasuki pintu terbuka
Ruma ibunya

Sang ibu duduk di meja
Bersama gambar dalam pigura
Kenangan dari masa lalu
Yang membawa suka-duka
Sang ibu tak perlu bertanya
Mengapa anaknya pulang dari kampus
Karena ia tahu jawabannya
Saat si anak melanggar aturan “dilarang memeluk”
Lengan melingkarinya erat
Mengintip gambar yang dibuatnya
Banyak pohon, cabang tak sempurna
Dan matahari kuning yang besar
Sang ibu tersenyum penuh pengertian
Lalu ia pun berkata tegas
“Anakku, sejak dulu
Dan selalu kau membanggakanku
Lihatlah betapa jauh kau menempuh
Dari anak kecil yang begitu berani
Menuju taman kanak-kanak
Tanganmu melambai
Dan di tahun-tahun kau berbuat kesalahan
Tapi, anakku, ibu juga pernah salah
Sempurna itu mustahil dalam hidup
Lakukanlah sebaik mungkin
Dan jangan berharap lebih dari itu
Karena hidup itu mestinya menyenangkan
Kau hanya bisa menjalani satu kehidupan
Lakukan apa yang terbaik bagimu, Nak”

Duduk di kamar asramanya
Saat tekanan tampak terlalu banyak
Dan segala yang ia perjuangkan
Tampak begitu tak terjangkau
Ia menatap gambar
Matahari kuning besar
Lalu ia teringat
Betapa jauh ia telah menempuh
Dari anak menjadi dewasa
Melawan banyak rasa takut
Melalui ujian dan cobaan
Menahan banyak air mata
Tahu bahwa sukses itu
Bukan melewati setiap ujian
Dan satu-satunya jalan gagal dalam hidup
Adalah tidak melakukan yang terbaik
Dan pelajaran terbesar yang didapatnya
Yang tak didapatnya dari sekolah…
Bahwa tap apa-apa, bahkan bagi seorang lelaki
Untuk melanggar aturan “dilarang memeluk”

Cheryl Costello-Forshery
Sumber : Chicken soup for the college soul

Jumat, 08 Januari 2010

Cerita 4 Istri

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai empat orang isteri. Dia mencintai isteri yang keempat dan memberikan harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, isteri keempat adalah yang tercantik di antara kesemua isterinya. Maka, tidak hairan lelaki ini sering memberikan yang terbaik untuk isteri keempatnya itu.

Pedagang itu juga mencintai isterinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan isterinya ini, dan sering berusaha untuk memperkenalkan isteri ketiganya ini kepada semua temannya. Namun dia juga selalu bimbang kalau-kalau isterinya ini akan lari dengan lelaki yang lain.

Begitu juga dengan isterinya yang kedua. Dia juga sangat menyukainya. Dia adalah seorang isteri yang sabar dan penuh pengertian. Bila-bila masa pun apabila pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pandangan isterinya yang kedua ini. dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melalui masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan isterinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia sering membawa kebaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha si suami. Akan tetapi si pedangang tidak begitu mencintainya. Walaupun isteri pertamanya ini begitu sayang kepadanya namun, pedagang ini tidak begitu memperdulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Kemudian dia menyedari mungkin masa untuknya hidup tinggal tidak lama lagi. Dia mula merenungi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati, “Saat ini. Aku punya empat orang isteri. Namun, apabila aku meninggal. Aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri.”

Lalu dia meminta semua isterinya datang dan kemudian mulai bertanya pada isteri keempatnya, “Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah sekarang. Aku akan mati, mahukah kau mendampingiku dan menemaniku?” Isteri keempatnya terdiam. “Tentu saja tidak!” jawab isterinya yang keempat, dan pergi begitu sahaja tanpa berkata-kata lagi. Jawapan itu sangat menyakitkan hati seakan-akan ada pisau yang terhunus dan menghiris-hiris hatinya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya kepada isteri ketiganya, “Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Mahukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?”. Isteri ketiganya menjawab, “Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati”. Pedagang begitu terpukul dengan jawapan isteri ketiganya itu.

Lalu, dia bertanya kepada isteri keduanya, “Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini. Aku perlu sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, mahukah kau ikut dan mendampingiku?” Si isteri kedua menjawab perlahan, “Maafkan aku…aku tak mampu menolongmu kali ini. Aku hanya boleh menghantarmu ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu.”

Jawapan itu seperti kilat yang menyambar. Si pedagang kini berasa Putus asa. Tiba-tiba terdengar satu suara, “Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut ke manapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu. Aku akan setia bersamamu.” Si pedagang lalu menoleh ke arah suara itu dan mendapati isteri pertamanya yang berkata begitu. Isteri pertamanya tampak begitu kurus. Badannya seperti orang yang kelaparan. Berasa menyesal, si pedagang Lalu berguman, “Kalau saja aku mampu melayanmu lebih baik pada saat aku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini isteriku.”


Teman, sesungguhnya kita punya empat orang isteri dalam hidup ini;

ISTERI KEEMPAT
adalah tubuh kita. Seberapa banyak waktu dan belanja yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera apabila kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadapNYA.

ISTERI KETIGA adalah status sosial dan kekayaan kita. Saat kita meninggal,semuanya akan pergi kepada! yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

ISTERI KEDUA pula adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan mampu bersama kita selamanya.Hanya sampai kuburla mereka akan menemani kita.

ISTERI PERTAMA adalah jiwa dan amal kita. Mungkin kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan peribadi.Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk Terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita diakhirat kelak.

Sumber:i-comers.com

Selasa, 05 Januari 2010

Kisah 1.000 kelereng

Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.

Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.

Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.

“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.

Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.

Lalu mulailah ia menerangkan teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting”.

“Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati”.

“Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.

“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.

“Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.

“Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!”

Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.

“Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng.”

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Dikutip dari Indonesian groups

Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?

Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?

ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?

Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong anda saat ini. Gunakan secara bijak untuk memberikan kebahagiaan yang lebih baik bagi anda sendiri, keluarga, dan lingkungan anda

Buku Tamu


terima kasih atas kunjungannya

Sobat

Kategori

Arsip

Kamus

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified